![]() |
KAMBING ISTANA |
Sekarang juga begitu. Istana kehilangan kambing kesayangan presiden. Peristiwa kehilangan kambing di kampung mah sudah lumrah. Kambing kesayangan presiden hilang persoalannya bukan cuma diduga kriminal, tapi bisa politis.
Kambing istana maupun kambing kampung tidak ada bedanya. Kambing juga namanya. Suaranya juga sama, mengembik seperti kambing pada umumnya. Itulah yang bikin sulit tim satgas pencari kambing yang dibentuk oleh salah satu Menko.
Soal Menko ikut campur pada persoalan yang bukan tugasnya tentu punya alasan kuat. Jika presiden sedih berkepanjangan oleh sebab kambing kesayangannya hilang tentu akan mempengaruhi kinerja pemerintah. Istana juga bisa dianggap tidak aman. Berarti negara juga tidak aman. Tentu saja yang paling terpukul adalah pihak yang bertanggung jawab kemananan istana dan instansi yang membawahinya.
Untuk membagi beban kesalahan, instansi keamanan telah mengeluarkan pernyataan kemungkinan ada yang berencana makar. Tentu saja pernyataan itu menjadi bulan-bualnan di media sosial. Kok kambing dihubungkan dengan soal makar?
Tentu saja para pengguna media sosial yang memang watak lahirnya tukang nyinyir tidak tahu cerita di panggung belakang. Kambing kesayangan presiden bukan cuma sekedar kambing, tapi bagi presiden sudah jadi lambang kesetiaan, penghormatan, dan kerinduan.
Setelah dilantik jadi presiden, pak Sobri datang ke istana atas undangan presiden. Pak Sobri membawa dua ekor kambing, jantan dan betina sebagai hadiah buat presiden. Setahun kemudian, pak Sobri meninggal dunia.
Pak Sobri bagi presiden sudah dianggap orang tuanya sendiri. Dia guru SD masa kecil presiden. Kebetulan presiden adalah murid kesayangannya. Secara kebetulan, sewaktu presiden masuk SMP, setahun kemudian secara kebetulan pak Sobri mengajar di sekolah SMP itu. Sewaktu SMA, presiden sering datang ke rumah pak Sobri. Bukan cuma belajar pelajaran sekolah, tapi juga belajar karakter, kepemimpinan, kewirausahaan dan lainnya.
Jangan menganggap remeh pak Sobri. Walaupun cuma guru SMP, pengetahuan pak Sobri dalam berbagai disiplin ilmu bisa diadu dengan sarjana strata berapa pun. Pak Sobri memilih menjadi guru SMP punya alasan sendiri, entah apa, tapi presiden tahu persis. Itulah makanya presiden menganggap pak Sobri adalah maha guru yang tidak bisa digantikan oleh maha guru mana pun. Pak Sobrilah yang telah membentuk karakter presiden.
Kedekatannya dengan pak Sobri membuat presiden diam-diam jatuh hati pada putri pak Sobri. Tapi presiden takut mengutarakannya. Dari gerak kecil maupun gerak besar, nampak putri pak Sobri pun diam-diam jatuh hati pada presiden. Jadilah percintaan yang aneh, cinta yang berkecamuk dalam hati. Saling bicara dalam diam.
Sampai akhirnya presiden bertemu jodoh ibu persiden, putri pak Sobri lima tahun kemudian baru menikah. Tapi tidak bertahan lama, tiga tahun kemudian bercerai. Tidak menikah lagi sampai sekarang.
Ibu presiden bukan tidak tahu perihal kisah asmara dalam hati antara putri pak Sobri dengan presiden. Cuma dipendam saja dalam hati. Toh yang penting presiden sudah jadi miliknya. Presiden juga baru tahu perasaan ibu presiden yang terpendam itu setelah pak Sobri menghadiahkan dua ekor kambing.
Ibu Presiden menganggap kambing yang sangat disayangi presiden itu sebagai bentuk lain dari wujud putri pak Sobri. Kalau orang yang tidak tahu latar belakang kisahnya barangkali menganggap ibu presiden berlebihan cemburu pada seekor kambing.
Di waktu istirahatnya presiden sering membelai kambing kesayangannya. Pertengkaran kecil dalam kamar tak terelakan lagi. Ibu presiden menganggap presiden masih teringat pada putri pak Sobri yang sampai sekarang masih menjanda.
Terlebih lagi setelah kambing betina itu melahirkan dua ekor anak kambing yang menggemaskan.Ibu presiden merasa kehilangan kasih sayang. Waktu luang presiden lebih banyak dihabiskan di kandang kambing istana.
Tentu saja pertengkaran kecil dalam kamar itu tidak terdengar ke luar. Di luar masih ramai pembicaraan kemungkinan pihak oposisi berencana makar dengan menculik kambing kesayangan presiden. Tapi walau masih dalam pemikiran di wilayah yang sama, presiden mulai mencurigai istrinya sengaja menghilangkan kambing itu karena cemburu.
Presiden menganalisa beberapa kemungkinan. Tidak mungkin istrinya sendiri yang membawa kabur kambing itu. Pasti bekerja sama dengan orang lain. Sangat mustahil bekerja sama dengan orang luar istana, pasti dengan orang dalam. Berarti ada penghianat dalam istana. Tidak mungkin staff tidak bekerja sama dengan pihak keamanan istana.
Presiden mulai merasa terancam. Tentu saja dia tidak ceritakan analisanya itu pada siapa pun, sama saja dengan membuka aib dirinya dan keluarganya. Perasaan terancam itu untungnya ditafsirkan oleh para menteri dan orang dekatnya sebagai rasa kesedihan mendalam karena kehilangan kambing kesayangannya. Ukuran benda kesayangan tidak bisa disamakan satu orang dengan lainnya.
Di mana kambing kesayangan presiden berada? Tunggu episode berikutnya.
BERSAMBUNG
02042107
0 komentar